PARIMO,Pospena.com- Dana Bantuan Rumah Tahan Gempa (RTG) yang ada di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) di duga dimainkan oleh oknum pengelola, pasalnya, tidak tanggung-tanggung, dana yang diduga siluman masuk ke Rekening Kelompok Masyarakat (Pokmas) Mutiara Biru Kelurahan Bantaya senilai Rp. 320juta.
Dari Rp. 800Juta dana pokmas yang diterima oleh 16 penerima bantuan RTG, Rp. 400juta ditarik ditahap pertama dan sisa dari Rp. 800Juta tersebut ada Rp. 400juta untuk Tahap dua dan tahap tiga, sementara dana sisa yang Rp. 400juta itu belum sempat dicairkan, justru kembali masuk dana senilai Rp. 320juta. total dana yang ada dalam rekening menjadi Rp.720juta yang tidak tau dari mana asal usul ketambahan dana tersebut sehingga ada pembengkakan rekening totalnya menjadi Rp. 1,120milar.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sayutin Budianto dalam rapat Hearing Senin 14 oktober 2019 meminta kepada Tim Pendamping Masyarakat (TPM) yang terdiri dari anggota kepolisian, kejaksaan, TNI dan Inspektorat untuk menyelidiki dana siluman tersebut. Menurutnya dana yang masuk senilai RP. 320juta itu untuk siapa dan dari mana asal usulnya wajib diselidiki.
“Ditahap pertama di debet dana stimulant senilai Rp. 400 juta, seharusnya dana yang ada untuk tahap dua dan tahap tiga tinggal 400juta, tetapi adalagi kredit masuk senilai 320juta, dan saldo akhir menjadi Rp. 720juta kemudian di tanggal yang sama ada penarikan senilai Rp. 368juta seharusnya sisa saldo dari 50 persen menjadi 32juta, bukan Rp. 352juta”herannya.
Lanjut sayutin, Dari RP.800juta uang yang di terima oleh 16 penerima bantuan, Rp. 50 juta itu sudah dikeluarkan Rp. 25juta per rumah dengan jumlah penarikan Rp. 400 juta, dan sisanya senilai Rp. 400juta, sedangkan dana kembali masuk senilai Rp. 320juta sementara tahapan pembayaran Rp.400juta dari 50persen itu sudah dicairkan ditahap pertama dibagi 16 penerima. Pada tanggal 10 bulan oktober 2019 kembali masuk dana senilai 320juta, kata dia, kalau di hitung Rp. 400 juta ditambah lagi dengan 320juta berarti saldo yang ada direkening bukan berkurang justru bertambah menjadi Rp. 1,120 miliar.
“ini saya jadi bingung, seharusnya dana tersebut tidak masuk lagi kerekening penerima, dan kenapa masuk lagi hingga dana yang ada di satu rekening ini membengkak menjadi Rp. 1,120 miliar,”ungkapnya.
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Parimo Tri Nugraha dihadapan Ketua DPR sayutin mengaku tidak mengetahui asal usul dana tersebut, kata dia, pembengkakan dana yang ada dalam rekening itu, dia sebagai Kabid tidak mengetahui dan baru mengkordinasikan dana itu ke pihak Bank BRI.
“Saya baru dapat informasi saat hearing ini, dan harus saya konfirmasikan dengan pihak bank BRI bila perlu dihadirkan untuk menjelaskan terkait sistim perbankkan agar tidak salah presepsi,”Kata Rio dengan sapaan akrabnya.
TOMY