Disdikbud Usulkan Merger Dua Sekolah Terpencil

oleh -9 views
oleh
BELAJAR - Proses belajar Siswa di Sekolah Terpencil Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong. Foto : Istimewa

Parigi, Pospena.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Parigi Moutong, mengusulkan merger atau penggabungan sekolah terpencil, di Kecamatan Sausu.

“Usulan merger sekolah satu atap di daerah terpencil itu sudah kami sampaikan ke pemerintah provinsi hingga pusat. Tetapi, belum ada jawaban sampai saat ini,” kata Kepala Disdikbud Parigi Moutong, Aminuddin saat ditemui sejumlah Media di ruangannya, baru – baru ini.

Aminuddin menyebutkan, sekolah yang rencananya akan dimerger itu terletak di Desa Salubanga dan Salubai. Pertimbangnya, karena kurangnya jumlah peserta didik.

Menurut Aminuddin, kurangnya jumlah peserta didik karena, minimnya penduduk di Desa Salubai. Mereka berpindah domisili, akibat penutupan kegiatan tambang di sana.

“Sebelumnya wilayah itu merupakan kawasan pertambangan ilegal karena sudah ditutup, jadi banyak warga yang pindah. Kemudian kondisi keamanan yang belum jelas sampai sekarang,” sebutnya.

Aminuddin menjelaskan, kedua sekolah dasar tersebut saat ini masih terus berjalan. Sesuai wacananya SD Salubai digabungkan dengan SD Salubanga. Meskipun nantinya telah

berstatus satu atap fasilitas itu masih menjadi milik Disdikbud.

“Apabila nantinya jumlah penduduk di wilayah tersebut kembali bertambah, dan tersedia peserta didik. Maka fasilitas itu akan digunakan kembali,” jelas Aminuddin.

Sementara untuk tenaga pendidik, kemungkinan akan diberikan pilihan kepada mereka, apakah menjadi tenaga di SD Salubanga atau sekolah lainnya.

“Nanti ada kebijakan juga yang kita keluarkan, tinggal mereka memilih apakah bertahan atau pindah ke sekolah di bawah sini,” tandasnya.

Hingga kini, pihak Disdikbud masih menunggu jawaban atas usulan itu, dan berharap segera mendapatkan respon. Sedangkan untuk proses belajar dan mengajar di dua sekolah itu, masih berjalan seperti sekolah lainnya. Berbagai pelaporan ke dinas hingga Dapodik masih dilakukan oleh pihak sekolah.

“Data sekolah itu berada pada mereka, jangan sampai ketika di gabungkan tanpa ada pemberitahuan. Kemudian, pemerintah memberikan bantuan untuk sekolah, ini akan menjadi masalah nanti,” tutupnya. (PP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *