PARIMO,Pospena.com- Aturan yang diterapkan oleh Reza Dan Herman yang keduanya adalah Supervisor di Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Parigi. Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) yang di Pimpin oleh Hi. Kadiri ternyata hanya sebagai jebakan untuk masyarakat yang mendaftar Via Online dan untuk perusahaan SLO sebagai Partner PLN.
Sepak terjang Reza dan Herman Ibarat ‘Gajah Nginjak Semut’ pasalnya semula keduanya sangat gencar menolak pemasangan meteran milik Ipran warga desa bambalemo yang mendaftar Via Online di https://layanan.pln.co.id/ memakai nomor Handphone Hendrik selaku pemegang kuasa perusahaan PT. Cahaya Zalvi Pratama yang membantu bapak Ipran dalam proses pendaftran pasang baru yang dianggap Supervisor PLN ULP parigi, kabupaten Parimo sebagai Calo. Sementara hendrik memiliki sertifikat layak oprasi di wilayah PT PLN (Persero) ULP Parigi.
Tetapi fakta yang ada dilapangan ada Oknum pegawai PLN melakukan penyambungan sepanjang 600meter tanpa meteran justru telah dinikmati aliran penerangan selama sebulan lebih, disalah satu Kotek dibawah kaki gunung dusun Baturiti Desa Catur Karya Kecamatan Balinggi.
Salah satu pengelola air terjun Baturiti yang ditemui media ini dilapangan mengatakan, pemasangan meteran listrik itu dilakukan oleh Oknum pegawai PLN yang bernama Pak Desi namun belum sebulan dipakai sudah dicabut kembali dengan alasan meteran itu rusak dan jaringan tersebut diambil dari perkampungan yang jaraknya kurang lebih 600meter.
“untuk mengetahui atas nama siapa yang didaftarkan kami tidak tau, karena yang mengelola tempat ini adalah kelompok Catur Karya,”jelasnya
Sementara I Ketut Mardika sebagai penggagas taman wisata air terjun Baturiti yang dikonfirmasi melalui sambungan telpon genggamnya membenarkan bahwa penyambungan itu dilakukan oleh oknum pegawai PLN yang bernama Pak Desi.
“KWH Meteran dicabut karena Rusak tidak masuk strom, dan sebelum dicabut pihak pemasang sudah membelikan pulsa token senilai 50ribu rupiah,”Ucapnya.
TOMMY