PARIMO, Pospena.com- Sejumlah desa di Kabupaten Parigi Moutong ogah melakukan transparansi dana desa. Padahal sesuai UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa, setiap desa wajib melakukan transparasi dana desa kepada masyarakat.
Sikap ogah ogahan dan tak mau pusing ini menimbulkan tanda tanya publik. Bahkan tidak mendukung program Bupati H Samsurizal Tombolotutu yang berharap agar di Parigi Moutong lahir desa Inovatif yang bisa diikutan dalam lomba desa Inovatif tingkat dunia.
“Sebenarnya saya kecewa dengan pelaksanaan Inovasi desa. Karena 7 tahun saya menjadi Bupati, belum ada yang mewakili Sulawesi Tengah ke tingkat Nasional. Padahal setahu saya lomba inovasi desa ini sudah 10 tahun dilaksanakan. Saya harapkan melalui Inovasi desa tahun ini, bisa lahir 1 desa Inovatif yang bisa diikutkan dalam lomba inovasi desa tingkat dunia,”tandas Bupati Samsurizal Tombolotutu dihadapan ribuan peserta Bursa Inovasi desa tingkat Kabupaten Parigi Moutong di lapangan RTH Kecamatan Tinombo, Jum’at (16/11) kemarin.
Menurutnya, kesempatan untuk bersaing dengan desa inovatif lainnya di tingkat dunia sangat terbuka lebar. Sebab Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI telah memberikan jatah di urutan ke sembilan kepada Kabupaten Parigi Moutong untuk ikut dalam lomba Inovasi desa di Paris.
“Nomor 9 itu sudah diberikan kepada Parigi Moutong. Kalau berhasil di Paris, finalnya nanti dilaksanakan di Seoul Korea Selatan. Ke Parisnya gratis semua dibiayai Pemerintah,”kata Samsurizal.
Ia meyakini desa di Parigi Moutong bisa bersaing di level dunia, jika memiliki keseriusan berinovasi “Negara Kamerun saja bisa juara dunia hanya dengan Inovasi membuat MCK terpadu. Saya yakin Parigi Moutong bisa bersaing asalkan memiliki keseriusan berinovasi. Silakan googling inovasi apa yang bisa kita ciptakan yang belum dibuat oleh daerah lain. Desa yang serius saya akan fasilitasi,”Tutupnya.
Sesuai keluhan masyarakat serta pantauan langsung media ini, ke beberapa desa yang di jadikan sampel Transparansi penggunaan Dana Desa (DD). Impian Bupati Parigi Moutong, Samsurizal Tombolotutu untuk menjadi desa Inovatif sangatlah jauh dari harapan. Pasalnya, menjadi desa yang memiliki transparansi anggaran saja setiap desa sulit untuk menerapkannya.
Parigi Moutong yang memiliki jumlah lebih dari 200 desa, hanya 10 persen kepala desa yang memiliki transparansi anggaran dengan memajang papan program dan anggaran dana desa, padahal penting untuk dilakukan agar kepala desa tidak bermain-main dalam mengelola dana desa dan secara persentase angka penyimpangan dana desa sangat kecil. Oknum Kepala Desa (kades) seakan takut kehilangan pendapatan sampingan.
TOMMY