PARIMO, Pospena.com- Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) Parigi Moutong, melakukan pembahasan laporan antara untuk mereview induk Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Parigi.
Kepala UPT SPAM Parigi, I Wayan Mudana mengatakan, review SPAM ini sudah dibuat sejak tahun 2012 lalu. Ini merupakan rencana pengembangan induk SPAM yang berlaku 20 tahunan. Sehingga, dimungkinkan dilakukan review setiap lima tahun dengan tujuan mengakomodir tambahan pembangunan fasilitas SPAM Parigi.
“Tahun 2012, SPAM yang ada masih Parigi dan Torue, hingga sekarang sudah ada 9 SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) di Parigi Moutong, namun belum terakomodir di review SPAM awal,” terangnya kepada sejumlah wartawan.
Review ini katanya, untuk menghitung seberapa besar cakupan layanan air minum yang sudah termuat di Parigi Moutong, agar mempermudah pihaknya mengukur. Sebab, diketahui secara universal akses yang ditetapkan Kementrian PUPR tahun 2019, air minum sudah mencapai 100 persen.
Parigi Moutong katanya, belum tentu bisa capai 100 persen, sehingga dilakukannya review SPAM agar bisa melihat endingnya, hingga 2018 berapa persen cakupan layanan air minum. Tentu, ini bukan hanya dari SPAM termasuk Pamsimas dan SPAM Desa.
Selain itu, pihaknya juga bisa menghitung seberapa besar investasi Pemkab berkaitan dengan air minum, serta berapa besar pendanaan yang masih dibutuhkan untuk mencapai akses 100 persen tersebut.
“Seperti kemungkinan ada ketimpangan akses kita sekarang ini mencapai 60 hingga 70 persen, dan masih sekitar 30 persen lagi. Nah, berapa dana yang dibutuhkan untuk mnecapai 100 persen dari 30 persen akses layanan yang ada,” ujarnya.
Terkait pendanaannya, akan diketahui pada laporan akhir. Hingga saat ini pihaknya belum bisa menggambarkan cakupan layanan air minum yang ada. Potensi sumber-sumber air di Parigi Moutong, akan dipetakan oleh konsultan, seperti berapa yang akan dimanfaatkan sebagai air minum, pertanian dan kebutuhan lainnya.
“Jadi dilaporan akhir semua akan tergambarkan, termasuk pemanfaatannya seberapa besar akan tergambarkan, ini kebutuhan dari 2019 hingga 2038.” Pungkasnya.